BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Matematika merupakan suatu ilmu yang berhubungan
dengan penelaahan bentuk-bentuk atau struktur-struktur yang abstrak dan
hubungan-hubungannya diantara hal-hal itu. Bertitik tolak dari tujuan
pembalajaran matematika di Sekolah Dasar yaitu menumbuhkan dan mengembangkan
keterampilan berhitung sebagai alat dalam kehidupan sehari-hari, maka
matematika sebagai salah satu ilmu dasar yang memberi tekanan pada penalaran
dan pembentukan sikap anak memberikan pengajaran perpangkatan dan akar bilangan
dalam menerapkan matematika dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu konsep dasar matematika harus
ditanamkan benar-benar dalam diri pribadi setiap anak didik. Sebab kalau
penguasaan mereka terhadap konsep matematika, dalam hal ini tentang operasi
bilangan desimal pada Sekolah Dasar sekarang tentu akan menjadi faktor
kesulitan bagi siswa ketika melanjutkan pendidian.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah bilangan desimal?
2. Apa pengertian bilangan desimal?
3. Apa saja macam-macam bilangan desimal itu?
4. Apakah bilangan desimal menggunakan nilai tempat?
5. Bagaimana cara pembulatan bilangan desimal
6. Bagaimana sistem operasi bilangan desimal?
7. Bagaimana cara mengajarkan bilangan desimal kepada
siswa SD?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui bagaimana sejarah bilangan desimal.
2. Untuk mengetahui apa itu bilangan desimal.
3. Untuk mengetahui apa saja macam-macam bilangan
desimal.
4. Untuk mengetahui apakah bilangan desimal menggunakan
nilai tempat.
5. Untuk mengetahui bagaimana cara pembulatan bilangan
desimal.
6. Untuk mengetahui bagaimana sistem operasi bilangan
desimal.
7. Untuk mengetahui bagaimana cara mengajarkan bilangan
desimal kepada siswa SD.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Bilangan
Desimal
Penemu
desimal yang paling populer kita dengar sebagai matematikawan Arab Muslim yang
mempunyai kontribusi terhadap perkembangan matematika adalah Al-Khawarizmi,
dikenal sebagai bapak Aljabar, memperkenalkan bilangan nol (0) dan penerjemah
karya-karya Yunani kuno. Kisah angka nol dan konsep bilangan nol telah berkembang
sejak zaman Babilonia danYunani kuno yang pada saat itu diartikan sebagai
ketiadaan dari sesuatu. Konsep bilangan nol dan sifat-sifatnya terus berkembang
dari waktu ke waktu.
Hingga
pada abad ke-7, Brahmagupta seorang matematikawan India memperkenalkan beberapa
sifat bilangan nol. Sifat-sifatnya adalah suatu bilangan bila dijumlahkan
dengan nol adalah tetap, demikian pula sebuah bilangan bila dikalikan dengan
nol akan menjadi nol. Tetapi, Brahmagupta menemui kesulitan dan cenderung ke
arah yang salah ketika berhadapan dengan pembagian oleh bilangan nol. Hal ini
terus menjadi topik penelitian pada saat itu, bahkan sampai 200 tahun kemudian.
Misalnya
tahun 830, Mahavira (India) mempertegas hasil-hasil Brahmagupta, dan bahkan
menyatakan bahwa "sebuah bilangan dibagi oleh nol adalah tetap".
Tentu saja ini suatu kesalahan fatal. Tetapi, hal ini tetap harus sangat
dihargai untuk ukuran saat itu. Ide-ide brilian dari matematikawan India
selanjutnya dipelajari oleh matematikawan Muslim dan Arab.
Hal
ini terjadi pada tahap-tahap awal ketika matematikawan Al-Khawarizmi meneliti
sistem perhitungan Hindu (India) yang menggambarkan sistem nilai tempat dari
bilangan yang melibatkan bilangan 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9.
Al-Khawarizmi adalah yang pertama kali memperkenalkan penggunaan bilangan nol
sebagai nilai tempat dalam basis sepuluh. Sistem ini disebut sebagai sistem
bilangan desimal.
B. Pengertian Bilangan
Desimal
Sistem
bilangan desimal disusun dari 10 angka atau lambang. Dengan menggunakan
lambang-lambang tersebut sebagai digit pada sebuah bilangan, kita dapat
mengekspresikan suatu kuantitas.Kesepuluh lambang tersebut adalah: D =
{0,1,2,3,4,5,6,7,8,9}
Sistem
bilangan desimal juga disebut sistem bilangan basis 10 atau radiks 10 karena
mempunyai 10 digit. Sistem bilangan ini bersifat alamiah karena pada
kenyataannya manusia mempunyai 10 jari. Kata digit itu sendiri diturunkan dari
kata bahasa latin finger. Contohnya:
0,12; 1,28; 0,005 dll. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, bilangan
desimal adalah jenis bilangan berbasis
10 yang umunya dituliskan dengan tanda koma (,).
Secara
umum, bilangan ini berkaitan erat dengan bilangan pecahan. Mengapa? Karena ada
sebuah materi dimana kamu harus mampu mengubah bilangan ini ke dalam bentuk
pecahan. Dimana bilangan pecahan itu adalah bilangan yang dapat dinyatakan
dalam bentuk , dengan a dan b adalah bilangan bulat dan b ≠ 0. Bilangan a
disebut sebagai pembilang dan bilangan b disebut sebagai penyebut. Sedangkan kata desimal berasal dari bahasa
latin decem yang artinya sepuluh.
Seperti
yang telah diungkapkan oleh Muhsetyo (2010: 4.51) yang menyatakan bahwa sistem
numersi yang berbasis sepuluh, artinya bilangan 10 dipakai sebagai acungan
pokok dalam melambangkan dan menyebut bilangan. Sedangkan menurut Van de walle,
dkk (2010: 328) menyatakan bahwa angka desimal adalah cara sederhana lain dari
penulisan pecahan. Sedangkan mengenai koma desimal adalah kesepakatan/ kaidah
yang telah dikembangkan untuk menandakan posisi unit.
Atau
dengan kata lain pecahan desimal yaitu bilangan yang dihasilkan dari hasil bagi
suatu bilangan dengan bilangan 10 dan kelipatannya atau pecahan dengan penyebut
10, 100, 1000, dan seterusnya, dan ditulis dengan tanda koma (,).
Contoh
bilangan pecahan desimal yaitu:
1. 0,8 adalah pecahan desimal yang dihasilkan dari 8
dibagi 10
2. 0,15 adalah pecahan desimal yang dihasilkan dari 15
dibagi 100
3. 0,123 adalah pecahan desimal yang dihasilkan dari 123
dibagi 1000
4. 2,50 adalah pecahan desimal yang dihasilkan dari 250
dibagi 100
C. Macam-macam Bilangan
Desimal
Bilangan
desimal dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu sebagai berikut.
1.
Aritmatika Desimal
Semua bilangan rasional mempunyai pernyataan desimal.
Penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian bilangan rasional dapat
diperluas dengan mudah untuk desimal pecahan. Sifat-sifat komutatif,
assosiatip, dan distributip memungkinkan menjalankan/mengerjakan aritmetika
desimal.
a. Penjumlahan desimal
Contoh: 0,35
+ 0,49 = 0,84
b. Perkalian desimal
Untuk mengalikan dua bilangan desimal,
masing-masing desimal kita ubah lebih dahulu menjadi pecahan dengan penyebut
perpangkatan dari 10.
Contoh: (26,2)
(0,03)= 0,786
c.
Pembagian
desimal
Pembagian pecahan decimal dapat dengan mudah
diubah menjadi pembagian bilangan cacah.
Contoh: 106,08
: 1,7 = 62,4
2. Desimal
Berulang (Rasional)
Desimal berulang disebut
juga bilangan rasional atau bilangan yang bisa ditulis menjadi bentuk
pecahan dengan a dan b merupakan
bilangan bulat dan hasil dari pecahan tersebut mempunyai angka-angka yang
berulang teratur.
Contoh:
Kita
akan mencoba mencari pernyataan bilangan rasional dari 0,272727… , kita
misalkan bahwa N = 0,272727 …, dengan angka-angka berulang teratur adalah “27”.
Karena terdapat dua angka yang berulang terakhir, N kita kalikan dengan 100.
(jika terdapat 3 bilangan berulang terakhir, dikalikan 1000, dan setrusnya).
N = 0,272727
100 N = 27,2727
N =
0,2727
99 N = 27
N
= 5
3. Bilangan
Irasional
Bilangan irasional adalah bilangan yang bukan rasional,
bilangan ini bukan hasil bagi bilangan bulat dari bilangan asli dan juga tidak
mempunyai bentuk desimal berulang. Misalkan
adalah penyelesaian – 2 = 0.
Dalam pembicaraan berikut akan dibahas pendekatan nilai dari , dan akan
ditunjukkan bahwa adalah irasional.
Karena < 2 dan = 4 > 2, maka kita
setuju bahwa berada diantara 1 dan 2
Defenisi lainnya mengatakan bahwa akar pangkat dua dari
banyak bilangan rasional adalah bukan rasional tetapi “irasional”. Kita
memerlukan suatu algoritma untuk menentukan bilangan rasional dari nilai pendekatan akar pangkat dua salah satu
algoritma yang termudah untuk dipelajari disebut “metode rata-rata “ yang
langkah - langkahnya sebagai berikut:
a)
Tentukan
estimasi dari nilai pendekatan itu tidak mengapa bila nilai estimasi ini
terlalu besar atau terlalu kecil dengan menggunakan bilangan estimasi sebagai
pembagi,
b)
Tentukan
hasil bilangan yang di akar dengan bilangan estimasinya, dengan angka decimal
sebanyak yang kita kehendaki,
c)
Tentukan
nilai rata-rata dari bilangan estimasi dengan hasil bagi nilai rata-rata yang
diperoleh merupakan nilai pendekatan yang dicari,
d)
Untuk
mendapatkan nilai pendekatan yang lebih baik gunakan nilai rata-rata yang
diperoleh sebagai estimasi kemudian ulangilah prosesnya (seperti langkah 2 dan
3).
Contoh:
Tentukan nilai pendekatan
Jawab:
Karena = 289 (pendekatan dari 294), kita pilih 17
sebagai estimasi kasar.
=
17,3345
=
17,1672
=
17,1656997
Jadi 17,16 adalah nilai pendekatan teliti sampai 2 tempat decimal. Jika proses
diatas kita teruskan :
= 17,166449
= 17,16645
Jadi 17,166 adalah nilai pendekatan teliti sampai 3 tempat desimal.
D. Bilangan
Desimal Menggunakan Nilai Tempat
Pecahan desimal dapat juga menggunakan nilai
tempat, sebagai contoh yaitu sebagai berikut.
1.
0,2 (satu tempat desimal
atau 1 angka di belakang koma)
2.
0,35 (dua tempat desimal atau 2 angka di belakang
koma)
3.
0,125 (tiga tempat desimal atau 3 angka di belakang
koma)
Coba
kalian ingat kembali mengenai nilai tempat pada bilangan pecahan desimal. Perhatikan nilai tempat pada bilangan 235,674
dimana:
4 = perseribuan,
nilainya atau 0,004
7 = perseratusan,
nilainya atau 0,07
6 = persepuluhan,
nilainya atau 0,6
5 = satuan, nilainya
5
3 = puluhan, nilainya
30
2 = ratusan, nilainya
200
E. Pembulatan
Bilangan Desimal
Pecahan
desimal dapat dibulatkan menjadi pecahan desimal dengan angka di belakang
komanya lebih sedikit. Dengan aturan:
1.
Pembulatan ke atas
untuk angka lebih dari atau sama dengan 5
2.
Pembulatan ke bawah
untuk angka kurang dari 5
Contoh:
a.
0,8463 dibulatkan
menjadi 0,846 karena 3 kurang dari 5
b.
0,846 dibulatkan
menjadi 0,85 karena 6 lebih dari 5
c.
0,85 dibulatkan
menjadi 0,9 karena sama dengan 5
F. Operasi
Bilangan Desimal
1. Penjumlahan
dan Pengurangan
Pada operasi hitung pecahan desimal, untuk Penjumlahan dan Pengurangan,
sebaiknya kita gunakan metode Penjumlahan/Pengurangan susun dan caranya sama
dengan Penjumlahan/Pengurangan Bilangan Bulat, yaitu dengan meluruskan angka satuannya. Yang
mesti kita cermati adalah bahwa angka yang tepat di depan koma itu adalah angka
satuan, maka akan lebih mudah diingat bila bahasanya kita ubah menjadi “ yang
diluruskan adalah koma”.
a. Penjumlahan
Untuk menjumlahkan dua bilangan dengan benar kita
harus menjumlahkan angka-angka yang nilai tempatnya sama, misalnya.
1)
Ratusan dijumlahkan
dengan ratusan.
2)
Puluhan dijumlahkan
dengan puluhan.
3)
Satuan dijumlahkan
dengan satuan.
4)
Persepuluhan
dengan persepuluhan.
5)
Perseratusan
dengan perseratusan, dst.
Cara yang termudah untuk menjumlahkan dua pecahan
desimal, adalah dengan cara penjumlahan bersusun, dengan meluruskan tanda
koma (,).
Contoh:
Hitunglah!
a) 0,54 + 0,24 = ...
b) 0,144 + 0,132 =
...
Penyelesaian:
a)
0,54
0,24 +
0,78
b)
0,144
0,132 +
0,276
b.
Pengurangan
Cara menyelesaikan operasi pengurangan pada pecahan
desimal adalah sama dengan operasi penjumlahan. Kita dapat melakukan
pengurangan dengan cara bersusun.
Contoh:
Hitunglah!
c) 0,54 - 0,24 = ...
d) 0,144 - 0,132 = ...
Penyelesaian:
c)
0,54
0,24 -
0,3
d)
0,144
0,132 -
0,012
2.
Perkalian dan Pembagian
a.
Perkalian
Kerjakan Perkalian dengan membuang
terlebih dahulu tanda koma, setelah selesai baru kita hitung jumlah angka
dibelakang koma pada bilangan dikali dan angka dibelakang koma pada bilangan
pengali, lalu dijumlahkan angka dibelakang koma itu untuk menentukan jumlah
angka dibelakang koma pada jawaban.
Contoh
Perkalian Bilangan Bulat : 3075 x 123 = 378225
Contoh
Perkalian Pecahan Desimal misalnya: 30,75x12,3= 378,225
Untuk jumlah Desimal pada jawaban,
kita tinggal menambahkan jumlah Desimal pada angka mengalikan
(30,75) dua angka desimal dan pada angka yang dikalikan (12,3)
satu angka desimal.Dua desimal ditambah satu desimal = tiga
desimal, berarti tiga angka dibelakang koma (tiga
Desimal) yaitu 225 (tiga angka dihitung dari belakang)
makanya pada jawaban tertulis 378,225.
b.
Pembagian
Kerjakan Pembagian dengan membuang
terlebih dahulu tanda koma, setelah selesai baru kita hitung jumlah angka
dibelakang koma pada bilangan dibagi dan angka dibelakang koma pada bilangan
pembagi, lalu jumlah angka dibelakang koma pada bilangan dibagi atau dikurangi
jumlah angka dibelakang koma pada bilangan pembagi, itu untuk menentukan jumlah
angka dibelakang koma pada jawaban.
Cara
1 :
Pada langkah awalnya, proses pengerjaan
operasi hitung pembagian pecahan desimal, sama persis dengan proses pengerjaan
perkalian pecahan desimal. Yaitu menganggap pecahan desimal itu sebagai
bilangan bulat, dengan cara menyingkirkan tanda desimal ( tanda koma ) terlebih
dahulu 9 , 63 : 32 , 1 ~> 963 : 321
Setelah tanda desimal disingkirkan terlebih
dahulu, langkah kedua adalah mengerjakan sebagai pembagian
bilangan bulat 963 : 321 = 3
Langkah ketiga,
ini yang berbalik 180 derajat. Bila pada operasi hitung perkalian pecahan
desimal, "semua desimal dijumlahkan", maka pada operasi hitung
pembagian pecahan desimal "Desimal
Pada Bilangan Dibagi Dikurangi Desimal Pada Bilangan Pembagi”.
9, 63
ada 2 desimal
32, 1
ada 1 desimal
2 - 1 = 1 >> berarti ada satu desimal pada jawaban
Jawaban yang asalnya 3 dijadikan satu desimal menjadi 0
,3
G. Cara
Mengajarkan Bilangan Desimal Kepada Siswa SD
Untuk
membantu siswa memahami dan menguasai hubungan antara pecahan dan desimal,
gunakan berbagai model atau bahan manipulatif yang sesuai, misalnya piringan
berskala atau potongan karton. Alat-alat ini dapat dipakai untuk menjelaskan
hubungan persepuluhan dan perseratusan dengan pecahan, serta mentranslasikan
bentuk-bentuk pecahan dengan bentuk-bentuk desimal.
Bisa juga
dengan cara tanda koma berjalan. Berikut ini langkah-langkahnya.
1. Pertama :
Masing-masing siswa diminta untuk membuat kartu-kartu bilangan yang bertuliskan angka 1-9, 5
buah kartu bertuliskan angka 0, dan sebuah kartu untuk tanda koma (,).
2. Kedua :
Guru memberikan papan petunjuk di depan siswa. Jika dibagi maka tanda koma (,)
akan melompat ke kiri sebanyak jumlah nol pembaginya. Jika dikali maka tanda
koma (,) akan melompat ke kanan sebanyak jumlah nol pembaginya.
3. Ketiga:
Jika di depan koma (,) kosong / tidak ada angka maka diisi dengan angka 0
(nol).
4. Keempat:
Guru memberikan soal latihan kepada siswa.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem
bilangan desimal disusun dari 10 angka atau lambang. Dengan menggunakan
lambang-lambang tersebut sebagai digit pada sebuah bilangan, kita dapat
mengekspresikan suatu kuantitas.Kesepuluh lambang tersebut adalah: D =
{0,1,2,3,4,5,6,7,8,9}
Pada operasi hitung
pecahan desimal untuk Penjumlahan dan Pengurangan sebaiknya kita gunakan metode
Penjumlahan/Pengurangan susun dan caranya sama dengan Penjumlahan/Pengurangan
Bilangan Bulat, yaitu dengan meluruskan angka satuannya. Yang mesti
kita cermati adalah bahwa angka yang tepat di depan koma itu adalah angka
satuan, maka akan lebih mudah diingat bila bahasanya kita ubah menjadi “ yang
diluruskan adalah koma”
Yang sangat perlu
diperhatikan pada Operasi Perkalian dan Pembagian susun adalah "Jumlah
Angka Dibelakang Koma".
B. Saran
Dengan selesainya makalah ini,
penyusun berharap kepada para pembaca agar dapat member masukan baik berupa
kritik atau saran yang sifatnya membangun agar pada perbaikan makalah ini,
pembaca mendapat manfaat yang lebih daripada sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Darmawi, Fadhil. (2014). Makalah Matematika Bilangan. [Online]. Tersedia: http://fadhildarmawi.blogspot.co.id/2014/06/makalah-matematika-bilangan.html. [Diakses: 29 Maret 2016].
GuruKatro. (2014). Operasi
Hitung Pecahan Desimal. [Online]. Tersedia: https://gurukatrondeso.blogspot.co.id/2014/11/operasi-hitung-pecahan-desimal.html. [Diakses 29 Maret 2017].
Matematika5. (2013). Komanya Jalan, Bu! Operasi Hitung Desimal. [Online]. Tersedia: http://belajar.indonesiamengajar.org/2013/02/komanya-jalan-bu-operasi-hitung-desimal/. [Diakses 29 Maret 2017].
Matik6sd. (2013). Perkalian
dan Pembagian Desimal. [Online]. Tersedia: https://matikkelas6.wordpress.com/2013/02/15/perkalian-dan-pembagian-desimal/. [Diakses: 29 Maret 2016).
Yasir, Ahmad. (2014). Pecahan Desimal. [Online]. Tersedia: http://yasmakalah.blogspot.co.id/2014/03/pecahan-desimal.html. [Diakses 29 Maret 2017].
Idris, Eka. (2017). Makalah Bilangan Desimal. [Online].
Tersedia: http://ekaidrisup.blogspot.co.id/2017/10/makalah-bilangan-desimal.html [diakses 2 Mei
2018].
Naiswa. (2017). Konsep Desimal dan Persen. [Online].
Tersedia. http://pustaka-naiswa.blogspot.co.id/2017/05/konsep-desimal-dan-persen-dalam_9.html [diakses 2 Mei
2018].
Khalilah,
Royatul. (2013). Desimal dan Bilangan
Real. [Online]. Tersedia: http://royatulkhalilah14.blogspot.co.id/2013/11/desimal-dan-bilangan-real.html?m=1 [diakses 2 Mei
2018].
Yasmakalah.
(2014). Pecahan Desimal. [Online].
Tersedia: http://yasmakalah.blogspot.co.id/2014/03/pecahan-desimal.html [diakses 2 Mei
2018].
Post A Comment:
0 comments: